Pada tahun 2022, penghentian layanan Kakao yang disebabkan oleh kebakaran yang merusak servernya menimbulkan kekhawatiran tentang seberapa bergantungnya negara tersebut pada layanan raksasa teknologi tersebut.
Pada tahun yang sama, Beom-su juga menandatangani Giving Pledge untuk menyumbangkan lebih dari setengah aset pribadinya kepada masyarakat. Dia akan fokus pada ekspansi bisnis global Kakao.
Kini Kim Beom-su harus menghadapi dakwaan terkait dengan perang penawaran harga yang terjadi sebelum Kakao membeli saham pengendali agensi K-pop SM Entertainment sebesar hampir 40 persen pada bulan Maret tahun lalu.
Jaksa menduga Beom-su terlibat dalam aksi beli saham SM Entertainment selama empat hari yang bertujuan untuk mendongkrak valuasi sahamnya hingga melampaui jangkauan penawar saingannya, Hybe, agensi di balik bintang K-pop BTS.
Kasus ini turut menggemparkan industri teknologi Korea Selatan, yang telah lama menganggap Beom-su sebagai pelopor internet yang visioner.
Beom-su merupakan eksekutif teknologi paling terkenal yang dijebloskan ke balik jeruji besi di Korea Selatan setelah Ketua Samsung Electronics Lee Jae-yong menjalani hukuman 18 bulan penjara setelah dinyatakan bersalah pada tahun 2017 atas tuduhan penyuapan.
Hanya beberapa jam sebelum dakwaan terhadap Beom-su dibacakan, Kakao melaporkan laba operasi sebesar 134 miliar won untuk kuartal kedua tahun ini, meningkat 18,5 persen dari periode yang sama tahun lalu.