BEIJING, iNews.id - ByteDance, perusahaan penyedia platform video TikTok mengumumkan rencana merekrut 10.000 karyawan di AS. Keputusan itu dibuat di tengah memanasnya ketegangan antara AS dan China.
Presiden AS, Donald Trump sebelumnya berencana memblokir Tiktok di tengah meningkatnya popularitas aplikasi berbagi video itu. AS menuding Tiktok menjadi kepanjangan tangan dari pemerintah China.
Juru bicara TikTok mengatakan, karyawan penuh waktu (full time) ByteDance di AS terus naik. Saat awal beroperasi di Negeri Paman Sam, jumlah karyawan hanya 500 orang dan pada awal 2020 mencapai 1.400 orang.
“Pada 2020, TikTok menambah tiga kali lipat jumlah karyawan yang bekerja di AS, dan kami berencana untuk menambah 10.000 lagi untuk tiga tahun ke depan. Kami menjamin akan memberiakn upah yang menjanjikan dan pengalaman yang menyenangkan," katanya dikutip dari CNBC, Rabu (22/7/2020).
Terkait ancaman blokir, TikTok menegaskan perusahaan tidak ada hubungannya dengan peemrintah China. Selain itu, perlindungan data diklaim menjadi prioritas ByteDance.