Kandungan yang terdapat di dalam minyak sawit merah itu sensitif terhadap panas, mudah terbakar saat terpapar panas. “Jadi cara konsumsinya harus tepat. Salah satunya harus dicari cara memasak yang paparannya tidak terlalu tinggi atau sebentar,” tuturnya.
Sementara itu Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS Achmad Maulizal Sutawijaya, pembicara lainnya dalam talkshow tersebut, memaparkan perihal kelapa sawit sebagai komoditas strategis nasional dengan nilai ekspor yang tinggi.
“Produksi dan kapasitas tertinggi kelapa sawit saat ini berada di Riau dan lahan terluas ada di Papua yang mencapai 4,5 juta hektare,” paparnya.
Saat ini, kata Achmad Maulizal, BPDPKS juga sedang mengembangkan Crude Palm Oil (CPO) yang nantinya bisa menjadi industrial point. CPO merupakan pengembangan dari kelapa sawit dengan hasil minyak yang lebih bersih.
Jadi, selain untuk bahan pangan, banyak manfaat lain dari kelapa sawit. Seperti pemanfaatan biodiesel atau solar dari bahan bakar nabati. “Ada juga yang dipakai di produk kosmetik turunannya, kita ekspor ke luar negeri dan yang beli adalah high brand,” ucapnya.
Banyaknya produk turunan dari kelapa sawit, membuat Indonesia menjadi pengekspor nomor satu di dunia pada 2016 dan disusul oleh Malaysia sebagai pengekspor CPO.
“Nah, kita ini nggak cuma CPO, tapi juga bisa memenuhi pangan dunia, dengan minyak merah, margarin, dan terakhir juga membantu untuk energi karena adanya biodiesel yang sudah kita launching B35 ini,” tuturnya.