BALI, iNews.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, angkat bicara terkait sorotan masyarakat terhadap utang BUMN yang disebut jumbo.
Menurut Erick, masyarakat seharusnya tidak hanya menyoroti utang BUMN, tetapi juga melirik modal atau ekuitas perusahaan pelat merah yang super jumbo.
"Coba lirik modal (BUMN) juga. Kadang-kadang kita hanya terbelenggu dengan utang-utang," kata Erick Thohir, disela-sela kunjungan kerja di Bali, Jumat (7/7/2023).
Menteri BUMN kemudian membandingkan posisi modal dan utang perusahaan pelat merah. Menurut dia, utang konsolidasi BUMN pada 2022 mencapai Rp1.600 triliun, naik dari Rp1.580 triliun pada 2021. Sedangkan posisi modal konsolidasi BUMN tercatat mencapai Rp3.200 triliun di 2022.
Dilihat dari prosentasenya, lanjut Erick, posisi utang BUMN hanya sebesar 34 persen, sementara modal perusahaan pelat merah mencapai 66 persen. Dengan demikian, keuangan BUMN secara konsolidasi terbilang sehat dan aman.