Kepala Sumber Daya Manusia Volkswagen Gunnar Kilian mengatakan pihaknya tidak akan mampu melakukan investasi lebih lanjut tanpa mengambil langkah-langkah signifikan untuk mendapatkan kembali daya saingnya. Dia menyebut, restrukturisasi akan memastikan perusahaan tersebut kuat secara finansial di masa mendatang.
Sementara, CEO Volkswagen Passenger Cars, Thomas Schäfer mengatakan, bisnisnya tidak memperoleh pendapatan yang cukup dari penjualan mobil, sementara biaya energi, material, dan tenaga kerja telah meningkat.
"Pabrik-pabrik di Jerman tidak cukup produktif dan lebih mahal dibandingkan dengan target Volkswagen dan biaya yang ditanggung oleh para pesaingnya," kata Schäfer.
Bersama dengan banyak produsen mobil Jerman dan Eropa lainnya, Volkswagen tengah berjuang di tengah peralihan ke kendaraan listrik dan ekonomi global yang lebih lemah.
Bulan lalu, perusahaan memangkas prospek tahunannya untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari tiga bulan, mengingat kinerja yang lebih lemah dari yang diharapkan dari divisi mobil penumpangnya.
Pada bulan September, produsen mobil tersebut telah memperingatkan tentang kemungkinan penutupan pabrik dan akan membatalkan sejumlah perjanjian terkait ketenagakerjaan.
Ini termasuk perjanjian dengan karyawan dengan posisi spesialis atau kepemimpinan, pekerja sementara, dan pekerja magang.
Perusahaan tersebut juga mengatakan akan mengakhiri perjanjian perlindungan ketenagakerjaannya, yang telah berlaku bagi tenaga kerja Jerman sejak tahun 1994. Pengumuman tersebut mendapat penolakan keras dari dewan pekerja dan serikat pekerja utama Jerman IG Metall.