Wall Street Ditutup Merosot Tajam Imbas Data Inflasi AS

Anggie Ariesta
Bursa Wall Street pada perdagangan pada Selasa (13/9/2022) atau Rabu (14/9/2022) dini hari WIB, ditutup merosot tajam imbas rilis data inflasi AS di Agustus 2022. (Foto: Reuters)

Hal itu menghancurkan harapan pelaku pasar terhadap kemungkinan Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) akan mengurangi kenaikan suku bunga acuan. 

"Laporan tersebut menunjukkan inflasi yang sangat persisten dan itu berarti The Fed akan tetap terlibat dan menaikkan suku bunga. Dan itu adalah kutukan bagi ekuitas," kata Paul Nolte, manajer portofolio di Kingsview Asset Management di Chicago.

Pasar keuangan telah sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga setidaknya 75 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan FOMC minggu depan, dengan probabilitas 32 persen dari kenaikan besar-besar, persentase poin penuh ke tingkat target dana Fed, menurut alat FedWatch CME.

"The Fed telah meningkatkan (suku bunga) tiga poin persentase penuh dalam enam bulan terakhir. Kami belum merasakan dampak penuh dari semua kenaikan itu. Tapi kami akan merasakannya. Kami berada di ambang pintu resesi," ujar Nolte.

Kekhawatiran tetap ada bahwa periode pengetatan kebijakan yang berkepanjangan dari The Fed dapat mengarahkan ekonomi AS ke ambang resesi.

Editor : Jeanny Aipassa
Artikel Terkait
Makro
7 bulan lalu

Inflasi April 2025 Tembus 1,17 Persen, Ini Pendorongnya 

Bisnis
7 bulan lalu

Pria China Ini Jadi Miliarder usai Bisnis Kedai Teh Melantai di Bursa AS, Hartanya Tembus Rp43 Triliun

Keuangan
8 bulan lalu

IHSG Hari Ini Diprediksi Kembali Terkoreksi, Ini Sentimen Pendorongnya

Makro
8 bulan lalu

Diskon Berakhir, Tarif Listrik Prabayar Picu Inflasi Bulanan Maret

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal