Wall Street Ditutup Merosot Tajam Imbas Data Inflasi AS

Anggie Ariesta
Bursa Wall Street pada perdagangan pada Selasa (13/9/2022) atau Rabu (14/9/2022) dini hari WIB, ditutup merosot tajam imbas rilis data inflasi AS di Agustus 2022. (Foto: Reuters)

Pembalikan imbal hasil pada catatan Treasury dua dan 10-tahun, dianggap sebagai bendera merah bahwa resesi yang akan datang, semakin melebar.

Sentimen risk-off yang melonjak menarik setiap sektor utama di Wall Street jatuh ke wilayah negatif, dipimpin sektor teknologi yang sensitif terhadap suku bunga dan teknologi yang berdekatan, dipimpin oleh Apple Inc (AAPL.O), Microsoft Corp (MSFT.O) dan Amazon.com Inc (AMZN.O) dengan berat terberat.

"(Penjualan) bukanlah kejutan mengingat reli mendekati data," ungkap Nolte. 

Semua 11 sektor utama S&P 500 mengakhiri sesi jauh di zona merah. Layanan komunikasi (.SPLRCL), konsumen discretionary (.SPLRCD) dan saham teknologi (.SPLRCT) semuanya anjlok lebih dari 5 persen, sedangkan sektor semikonduktor subset teknologi (.SOX) merosot 6,2 persen.

Volume di bursa AS adalah 11,58 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,33 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Editor : Jeanny Aipassa
Artikel Terkait
Makro
7 bulan lalu

Inflasi April 2025 Tembus 1,17 Persen, Ini Pendorongnya 

Bisnis
7 bulan lalu

Pria China Ini Jadi Miliarder usai Bisnis Kedai Teh Melantai di Bursa AS, Hartanya Tembus Rp43 Triliun

Keuangan
8 bulan lalu

IHSG Hari Ini Diprediksi Kembali Terkoreksi, Ini Sentimen Pendorongnya

Makro
8 bulan lalu

Diskon Berakhir, Tarif Listrik Prabayar Picu Inflasi Bulanan Maret

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal