Dengan begitu, akan membatasi eksposur mereka terhadap risiko mata uang AS dan politik rezim sanksi Amerika.
Rencananya, patokan harga minyak mentah lewat Yuan diadopsi layaknya kontrak berjangka emas di Shanghai. Namun diakui, hal itu membutuhkan waktu panjang dan akan berliku.
Co-Director Institute for Analysis of Global Security Gal Luft menuturkan, rencana tersebut kenyataannya belum sampai mengubah peta mata uang saat ini. "Tapi ini adalah indikator, dan ini awal dari glasial. Saya menekankan kata glasial, penurunan dollar," ujar dia, mengutip CNBC, Selasa (24/10/2017).
Faktanya, pemerintah China kini menghadapi pasar minyak yang skeptis dan persepsi global bahwa komoditas itu diintervensi oleh banyak negara. Faktor-faktor tersebut akan menghambat China untuk membangun patokan harga minyak menyaingi yang sudah mapan seperti WTI atau Brent.
Diakui memang sulit melepaskan cengkraman pasar minyak terhadap dollar AS atau dikenal dengan petrodollar. Sudah empat dekade minyak mentah menggunakan mata uang dollar AS. Namun, berbagai hal yang sudah mengakar di Eropa, AS dan Timur Tengah akan menjadi tantangan besar lainnya.