JAKARTA, iNews.id - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengimbau kepada investor dan calon investor untuk waspada dan berhati-hati terhadap modus penipuan berkedok investasi. Pasalnya, belakangan tengah marak penipuan melalui media sosial, WhatsApp, Telegram dan semua kanal daring dengan modus yang beragam.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik menuturkan, terdapat penipu dengan modus menjadi tokoh tertentu, berpura-pura menjadi influencer investasi, hingga berpura-pura menjadi penyelenggara investasi dengan membuat sosial media atau grup WA yang seolah-olah resmi.
Dia mencontohkan, modus yang kerap diketahui yaitu dengan memberikan konsultasi gratis, menjanjikan keuntungan yang besar, dan memberikan jaminan keuntungan atas kenaikan saham tertentu.
“Kami minta agar masyarakat waspada, investor maupun calon investor waspada atas kegiatan penipuan yang mengatasnamakan janji atau keuntungan investasi, agar tidak ada publik yang tertipu, karena belakangan ini sudah sangat intens dan banyak,” ucap Jeffrey saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, dikutip, Jumat (19/7/2024).
Belum lama ini viral di media sosial seorang pengguna bernama Ahmad Rafif Raya (ARR) dengan akun Instagram @waktunyabelisaham yang menjadi perbincangan terkait dugaan kesalahan dalam pengelolaan investasi. ARR terbukti menghimpun sekaligus mengelola dana investor tanpa izin.
Dalam kasus ini, kerugian investor yang diperkirakan mencapai Rp71 miliar. ARR mengakui bisnisnya tak punya legalitas dalam mengelola investasi.
Dalam praktiknya, ARR menghimpun dana publik dengan cara menawarkan investasi. Ini dilakukan dengan menggunakan nama-nama pegawai dari PT WBS untuk membuka rekening efek nasabah di beberapa perusahaan sekuritas.