BI Andalkan Rupiah Digital untuk Atasi Risiko Aset Kripto

Michelle Natalia
Logo Bank Indonesia. (Foto: ilustrasi/iNews) 

BALI, iNews.id - Bank Indonesia mengandalkan Rupiah Digital untuk mengatasi risiko dari aset kripto yang mengalami pertumbuhan sangat cepat.

Hal itu, disampaikan Deputi Gubernur BI, Doni P. Joewono dalam seminar “Digital Currency" yang merupakan rangkaian FEKDI hari kedua sebagai side event rangkaian G20 Finance Track: Finance and Central Bank Deputies (FCBD) dan 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG), di Nusa Dua, Bali (12/7/2022).  

Menurut dia, digitalisasi mengubah cara manusia dalam melakukan aktivitas di berbagai aspek kehidupan, termasuk aktivitas keuangan. Digitalisasi dan pandemi Covid-19 membuat aset kripto tumbuh semakin cepat. 

"Aset kripto memiliki potensi untuk mengembangkan inklusi dan efisiensi sistem keuangan, namun di sisi lain juga berpotensi menimbulkan sumber risiko baru yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi, moneter, dan sistem keuangan," ujar Doni.

Dia mengungkapkan, keberadaan aset kripto yang bertumbuh pesat melatarbelakangi bank sentral di berbagai negara menjajaki desain dan penerbitan Central Bank Digital Currency (CBDC) atau mata uang digital yang diterbitkan oleh bank sentral. 

Editor : Jeanny Aipassa
Artikel Terkait
Makro
3 hari lalu

Duh! Kredit Nganggur di Bank Tembus Rp2.372 Triliun, Ada Apa?

Nasional
4 hari lalu

Breaking News, BI Pangkas Suku Bunga Jadi 4,75 Persen

Makro
6 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Turun Jadi Rp7.101 Triliun per Juli 2025

Bisnis
7 hari lalu

Ekonom Sebut Dana Rp200 Triliun yang Diguyur ke Bank Tak Berdampak Signifikan

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal