Lebih lanjut dia mengatakan, pada umumnya calon investor yang menjadi targetnya adalah mereka yang mempunyai literasi keuangan yang masih rendah. Sehingga, masyarakat tersebut sangat mudah dibujuk dengan diiming-imingi keuntungan yang tinggi tanpa risiko dan juga mendapatkan pahala.
Mike menjelaskan, agar tidak terjerat investasi bodong berlabel agama, masyarakat diminta agar tidak mudah terjebak atau teriming-imingi dengan keuntungan tinggi. Sebab, dia mengatakan, keuntungan yang tinggi juga memiliki risiko yang tinggi.
Selain itu, investasi bodong ini biasanya juga suka membuat slogan marketing demi kepentingan umat. Selain itu, menggunakan testimoni para pemuka agama dan membawa ayat-ayat dalam kitab suci.
“Nah kalau sudah ada ciri-ciri itu, sebaiknya dihindari. Ciri-ciri yang lain juga biasanya, dia memberi insentif kalau kita sebagai orang yang direkrut, kemudian bisa merekrut orang lain lagi. Jadi, modelnya itu sebenarnya rekrutmen,” ujar Mike.