Dropbox merupakan layanan komputasi awan yang dioperasikan Dropbox Inc. Startup ini didirikan pada 2007 oleh lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT) Drew Houston dan Arash Ferdowsi dengan modal awal yang didapat dari Y Combinator.
Dropbox membukukan pendapatan USD1 miliar pada 2017. Mereka terus mengembangkan bisnisnya, antara lain dengan menawarkan layanan Smart Sync pada Januari tahun lalu. Menurut Forbes, Perbedaan utama antara Dropbox dan banyak perusahaan perangkat lunak lainnya terletak di sistem penjualan. Sebagian besar produknya dijual sendiri. Sejak kabar IPO beredar pada Februari lalu, 500 juta pengguna baru memakai layanan ini.
Salah satu pemenang terbesar dalam IPO Dropbox adalah perusahaan modal Sequoia Capital yang menguasai 25 persen saham.
“Apa yang berbeda dari Dropbox adalah bahwa bahkan ketika Sequoia bertemu mereka di tahap ide, ada visi yang bagus dan model bisnis yang hebat,” kata investor di Sequoia, Bryan Schreier. “Itulah yang menghasilkan bisnis bernilai miliaran dolar dan terus terang visi itu tidak banyak berubah,” ujarnya.
Kesuksesan debut Dropbox memantik semangat unicorn (startup bernilai di atas 1 miliar dolar AS) lain yang ingin go public dalam beberapa bulan mendatang, misalnya Zuora.