JAKARTA, iNews.id - Tim riset MNC Sekuritas berpendapat, pergerakan IHSG pekan ini masih dipengaruhi oleh sentimen global seperti rilis laba 1Q21 yang berada di atas ekspektasi sehingga mendorong pergerakan pasar, gelombang kasus Covid-19 yang terus meningkat menimbulkan kekhawatiran pasar akan pemulihan ekonomi dan menunggu keputusan FED tentang ekspektasi kebijakan suku bunga yang masih dovish.
Oleh sebab itu, IHSG ditutup melemah sebesar -0,87 persen ke level 5.964,82 pada perdagangan Senin (26/4/2021) meskipun BKPM mencatat realisasi investasi yang masuk ke Indonesia sebesar Rp219,7 triliun (+2,3 persen QoQ/+4,3 persen YoY) di 1Q21. Jumlah tersebut sekitar 25,66 persen dari target investasi tahun ini sebesar Rp856 triliun.
Realisasi investasi tersebut terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp108 triliun (-4,2 persen YoY/+4,2 persen QoQ) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp111,7 triliun (+14 persen YoY/+0,6 persen QoQ).
IHSG masih ditutup melemah sebesar -0,09 persen ke level 5.959,62 pada perdagangan Selasa (27/4/2021), dengan pergerakan IHSG masih ditopang oleh kenaikan sektor pertambangan, diikuti oleh Agri, Keuangan dan Properti. Sementara, industri dasar, aneka industri dan sektor perdagangan menjadi pemberat laju IHSG. IHSG berhasil ditutup menguat sebesar +0,25 persen ke level 5.974,48 pada perdagangan Rabu (28/04/2021).
Penguatan IHSG didukung oleh kenaikan di sektor industri dasar, konsumer dan pertambangan yang mengimbangi penurunan signifikan pada sektor aneka industri. Di sisi lain, estimasi pertumbuhan ekonomi dari Asian Development Bank (ADB) turut mendorong optimisme. ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebesar 4,5 persen, kemudian meningkat menjadi 5 persen pada 2022. Hal ini diikuti oleh estimasi dari Menkeu, yang menyatakan target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 sebesar 5,8 persen YoY.