Pada dasarnya, Blockchain adalah buku besar digital dari transaksi mata uang virtual yang didistribusikan di seluruh jaringan komputer global.
"Mata uang kripto menggunakan mekanisme validasi untuk transaksi yang merusak lingkungan dan tidak meningkat dengan baik, terutama Bitcoin yang menggunakan energi karbon paling besar," ujar Prasad.
Dia menjelaskan, beberapa cryptocurrency baru menggunakan teknologi blockchain jauh lebih efisien daripada bitcoin. Ke depan, seiring dengan gerakan ekonomi hijau, Prasad percaya teknologi blockchain akan "secara fundamental transformatif" dalam cara keuangan dilakukan dan dalam cara kita melakukan transaksi sehari-hari, seperti membeli rumah atau membeli mobil.
“Mengingat bahwa bitcoin tidak berfungsi dengan baik sebagai alat tukar, saya tidak berpikir itu akan memiliki nilai fundamental selain dari kepercayaan investor apa pun yang dimilikinya,” ungkap Prasad.
Secara lebih umum, lanjutnya, mata uang kripto telah menyalakan api di bawah bank sentral untuk mulai berpikir tentang mengeluarkan versi digital dari mata uang mereka sendiri.
Prasad menambahkan, mata uang digital semacam itu dapat bermanfaat karena dapat memberikan opsi pembayaran berbiaya rendah yang dapat diakses oleh semua orang, sehingga meningkatkan inklusi keuangan dan berpotensi stabilitas keuangan.
"Meskipun Anda mungkin tidak menyukai Bitcoin, tapi Bitcoin benar-benar memicu revolusi yang pada akhirnya dapat menguntungkan kita semua baik secara langsung maupun tidak langsung," tutur Prasad.