JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (Dolar AS) menguat pada perdagangan, Senin (29/1/2024). Rupiah melesat 15 poin ke level Rp15.810 setelah sebelumnya juga menguat ke Rp15.833 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan rupiah karena volume memudar pada sore hari awal pekan dan ketika investor bersiap minggu depan untuk serangkaian data ekonomi penting AS seperti data non-farm payrolls untuk bulan Januari dan peristiwa penting yang dipimpin oleh pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan pengumuman pengembalian dana Departemen Keuangan.
"Laporan terakhir ini akan menguraikan persyaratan pinjaman pemerintah AS untuk kuartal mendatang. Data menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) meningkat 0,2 persen bulan lalu setelah penurunan 0,1 persen yang tidak direvisi pada bulan November," ucap Ibrahim dalam risetnya.
Dalam 12 bulan hingga Desember, indeks harga PCE meningkat 2,6 persen, menyamai kenaikan bulan November yang belum direvisi. Angka-angka tersebut sesuai dengan ekspektasi konsensus. Tingkat inflasi tahunan berada di bawah 3 persen selama tiga bulan berturut-turut.
Pascadata inflasi, pasar berjangka suku bunga AS memperhitungkan peluang pelonggaran sekitar 47 persen pada pertemuan bulan Maret, turun dari probabilitas 51 persen pada Kamis malam, dan peluang 80 persen yang diperhitungkan pada dua minggu lalu, menurut aplikasi probabilitas suku bunga LSEG.
Pasar sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga pertama yang akan terjadi pada pertemuan bulan Mei, dengan probabilitas sekitar 90 persen, turun sedikit dari Kamis malam, yaitu sebesar 94 persen. Sekitar lima penurunan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin telah diperkirakan pada tahun ini.