JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah pada sepekan perdagangan atau periode 10-14 Maret 2025 melemah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan rupiah salah satunya karena didominasi faktor sentimen global.
Mengutip data Bloomberg, Minggu (16/3/2025), rupiah spot pekan ini ditutup menguat 0,47 persen pada level Rp16.350 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.367 per dolar AS di awal pekan. Namun, rupiah mencatat pelemahan 0,34 persen dalam sepekan terakhir.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp16.392 per dolar AS pada perdagangan, Jumat lalu.
Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, sentimen global salah satunya dari Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif 200 persen pada minuman beralkohol Eropa, termasuk anggur dan sampanye, sebagai balasan atas keputusan Uni Eropa untuk mengenakan tarif 50 persen pada wiski Amerika.
“Keputusan Uni Eropa, yang akan mulai berlaku pada tanggal 1 April, merupakan balasan terhadap tarif 25 persen yang baru diterapkan AS pada baja dan aluminium impor. Selain itu, Trump akan memberlakukan tarif timbal balik di seluruh dunia pada tanggal 2 April, yang dapat semakin memperburuk suasana hati investor,” kata Ibrahim dalam risetnya, Minggu (16/3/2025).
Bersamaan dengan itu, data ekonomi AS baru-baru ini mengungkapkan angka inflasi yang lebih rendah. Baik indeks harga konsumen (CPI) maupun indeks harga produsen (PPI) menunjukkan tekanan inflasi yang lebih lemah dari yang diharapkan, yang memperkuat ekspektasi potensi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve akhir tahun ini.