Sedangkan, Pengamat mata uang Ibrahim Assuabi menilai penguatan rupiah dipengaruhi dolar AS yang 'terpukul' akibat peningkatan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi AS.
"Dolar terpukul oleh meningkatnya kekhawatiran akan perlambatan ekonomi AS, dengan ketidakpastian atas dampak kebijakan Trump, setelah Presiden AS Donald Trump membuat konsesi untuk Kanada dan Meksiko dari tarif 25 persen yang baru-baru ini dikenakannya," ucap Ibrahim.
Presiden Federal Reserve (The Fed) Atlanta Raphael Bostic disebut menyampaikan bahwa kebijakan Trump mengaburkan prospek ekonomi AS. The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah karena mencari kejelasan lebih lanjut tentang gambaran ekonomi ke depan.
Pasar dalam negeri juga dinyatakan memberikan respons positif pasca pemerintah memastikan harga pangan pokok tetap stabil di bulan Ramadhan 2025.
Menurut Ibrahim, mata uang rupiah untuk perdagangan selanjutnya diprediksi bergerak fluktuatif dan ditutup melemah direntang Rp16.280Rp16.340 per dolar AS.