Manajemen Garuda menjelaskan, sebagai bagian dari usaha berkesinambungan untuk menghadapi dan mengelola kondisi di atas, Grup mengambil langkah-langkah yang telah dan akan dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai berikut:
- Optimalisasi pendapatan penumpang berjadwal baik rute domestik dan internasional melalui optimalisasi produksi serta strategi dynamic pricing
- Meningkatkan pendapatan kargo berjadwal, salah satunya dengan melakukan penerbangan cargo only selama masa pandemi untuk mengompensasi penurunan pendapatan dari penumpang sesuai dengan peraturan yang berlaku
- Menutup rute-rute yang tidak menghasilkan profit
- Rightsizing untuk meningkatkan margin di rute-rute potensial
- Meningkatkan charter revenue yang berkelanjutan dengan membuat kerjasama kemitraan jangka pendek dan jangka panjang
- Menerapkan protokol Covid-19 pada seluruh titik layanan Garuda Indonesia (cleanliness, safety, and healthiness), serta melakukan kampanye melalui media sosial
- Meningkatkan arus kas dengan mengganti cadangan pemeliharaan dengan jaminan pembayaran (SBLC) dari pihak perbankan
- Secara aktif mencari alternatif pendanaan terkait utang dan pinjaman yang akan jatuh tempo
- Sinergi Garuda Indonesia Grup melalui keselarasan rute dan penetapan jadwal penerbangan yang disesuaikan dengan permintaan pasar
- Melakukan negosiasi dengan lessor terkait penurunan biaya sewa pesawat, penundaan kedatangan pesawat baru, maupun opsi early redelivery pesawat.
Sementara itu, Garuda Indonesia mencatatkan liabilitas sebesar 12,73 miliar dolar AS dan ekuitas minus 1,94 miliar dolar AS. Adapun total aset perseroan meningkat menjadi 10,78 miliar dolar AS dibanding tahun 2019 sebesar 4,45 miliar dolar AS.