JAKARTA, iNews.id - Indonesia berambisi besar dalam mengembangkan ekosistem industri baterai kendaraan listrik pada 2025. Sebagai negara dengan cadangan nikel terbanyak, hal tersebut menjadi peluang yang harus dimanfaatkan.
Namun di sisi lain, industri hilir nikel dalam negeri belum siap memanfaatkan potensi tersebut. Direktur Centre for Indonesian Resources Strategic Studies (Cirrus) Budi Santoso mengatakan, pengembangan kendaraan listrik memang berkaitan erat dengan industri nikel. Nikel merupakan komponen logam yang dominan dalam baterai listrik khususnya katoda.
Menurut dia, investor pun akan mempertimbang apabila industri hilir nikel tidak siap. "Saya kira sangat berpengaruh. karena investor akan melihat itu. Satu hal yang menjadi concern adalah momen baterai listrik ini harus bisa mereka dapatkan," ujarnya pada Market Review IDX Channel, Kamis (18/2/2021).