JAKARTA, iNews.id - Pandemi Covid-19 membuat utang pemerintah melonjak. Defisit anggaran yang diperlebar untuk stimulus dan ekonomi yang stagnan membuat rasio utang pemerintah terhadap PDB naik dari posisi terakhir di level 27 persen.
"Sekarang kita proyeksikan utang akan naik mendekati 40 persen dari PDB," ujar Ekonom Senior Bank Dunia untuk Indonesia, Ralph van Doorn, Selasa (2/6/2020).
Asumsi tersebut, kata van Doorn, berdasarkan proyeksi defisit APBN 2020 yang belum lama ini diperlebar menjadi 6,72 persen terhadap PDB. Sebelumnya, Bank Dunia memproyeksikan rasio utang pemerintah sekitar 30 persen dengan asumsi defisit APBN 5,07 persen terhadap PDB.
Menurut van Doorn, Bank Dunia melihat pergeseran signifikan pada fokus belanja negara dari sebelumnya infrastruktur menjadi jaring pengaman sosial dan dukungan terhadap industri. Dia memahami pergeseran tersebut karena pandemi Covid-19.
"Langkah itu pun mungkin tidak cukup, masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan pada 2020 ini untuk bersiap pada pemulihan," ujarnya.
Dia menyarankan, Indonesia mulai mengalokasikan belanja lebih besar pada infrastruktur, perbaikan SDM, dan sektor jasa keuangan pada fase pemulihan ekonomi. Selain itu, pemerintah nantinya harus mulai berpikir untuk kembali meningkatkan pendapatan negara.
Bank Dunia berharap defisit anggaran bisa kembali ke koridor maksimal tiga persen terhadap PDB pada 2023 sesuai rencana pemerintah. Hal ini bisa dilakukan saat ekonomi mulai membaik dan kebutuhan fiskal untuk stimulus berkurang.