MOSKOW, iNews.id - Bank sentral Rusia menaikkan suku bunga utamanya sebesar 100 basis poin (bps) menjadi 8,5 persen. Hal ini dilakukan setelah mata uang rubel yang melemah menambah tekanan inflasi dari pasar tenaga kerja yang ketat dan permintaan konsumen yang kuat.
Mengutip Reuters, ini merupakan pertama kalinya bank sentral meningkatkan suku bunga lebih dari setahun, setelah secara bertahap membalikkan kenaikan darurat menjadi 20 persen yang dilakukan pada Februari tahun lalu setelah Rusia mengirim angkatan bersenjatanya ke Ukraina. Hal tersebut mendorong Barat menjatuhkan sanksi terhadap Moskow
"Risiko pro-inflasi telah meningkat secara signifikan dalam jangka menengah. Kenaikan permintaan domestik melampaui kemampuan untuk memperluas produksi, termasuk karena terbatasnya ketersediaan sumber daya tenaga kerja," kata bank sentral Rusia dalam sebuah pernyataan dikutip, Sabtu (22/7/2023).
Selain itu, bank sentral menyebut tekanan inflasi makin kuat, sementara depresiasi rubel tahun ini secara signifikan memperkuat risiko pro-inflasi.
Bank sentral menaikkan perkiraan inflasi di akhir tahun menjadi 5,0-6,5 persen dari 4,5-6,5 persen. Selain itu, bank sentral menyebut kemungkinan kenaikan suku bunga lanjutan pada pertemuan selanjutnya.