Dampak awal dari wabah Covid-19 dimulai pada awal Februari 2020, dengan menutup jalur kedatangan dari China, sehingga para eksportir di Selandia Baru menghadapi kesulitan dalam rantai pasokan mereka. Pariwisata juga terpukul saat wilayah perbatasan mulai dibatasi setelah kasus pertama Covid-19 ditemukan pada 28 Februari.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, akhirnya menutup perbatasan dari semua perjalanan pada 19 Maret. Diiringi dengan menutup hampir semua toko-toko pengecer, serta melarang semua aktivitas di perkantoran dan sebagian besar pabrik.
Tercatat nilai output manufaktur turun 2,4 persen dan konstruksi turun 4,1 persen. Sedangkan investasi menurun, dipimpin oleh peralatan konstruksi dan transportasi. Konsumsi rumah tangga turun, terutama pada barang tahan lama dan biaya perjalanan. Ekspor turun 2,1 persen, dipimpin oleh penurunan pengeluaran wisatawan, dan impor merosot 5,6 persen.