JAKARTA, iNews.id - Ketidakpastian ekonomi global akibat normalisasi kebijakan Amerika Serikat (AS) memberikan gejolak pada perekonomian Indonesia. Bahkan, gejolak ini masih akan dihadapi hingga tahun berikutnya.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, di tengah kondisi global yang seperti itu Indonesia dihadapi pilihan untuk menumbuhkan atau menstabilkan ekonomi. Namun, dia memilih kestabilan ekonomi karena jika tidak stabil maka pertumbuhan tidak akan tercapai.
"Kita di tengah gejolak arus sungai yang cukup deras ini kita berusaha agar perahu kita RI berusaha meniti agar perahu kita terus berjalan tetap stabil," ujarnya di Hotel Raffles, Jakarta, Senin (26/11/2018).
Ia melanjutkan, saat ini kondisi perekonomian global sangat volatile karena mengikuti sentimen dari AS. Pasalnya, sejak suku bunga AS trennya meningkat, aliran modal yang selama ini berlabuh di negara-negara berkembang kini mulai kembali ke AS.
"Karena AS membaik, duit kembali semua ke AS, duit yang masuk ke dunia emerging market (negara berkembang) menurun atau menipis sementara kebutuhan kita untuk beli barang dari luar negeri meningkat," ucapnya.