Pertumbuhan ekonomi ini juga dilatarbelakangi peningkatan suku bunga acuan oleh bank sentral Rusia sebesar 200 basis poin menjadi 18 persen pada bulan Juli, level tertinggi dalam lebih dari dua tahun.
Bank sentral mengatakan bahwa berkurangnya jumlah tenaga kerja secara terus-menerus dan pertumbuhan upah, serta inflasi yang tinggi, merupakan tanda-tanda utama ekonomi yang terlalu panas dan berjanji untuk mempertahankan kebijakan moneter yang ketat dan melawan inflasi hingga mereda.
Statistik baru menunjukkan bahwa upah riil naik 6,2 persen secara tahunan pada bulan Juni, menyusul kenaikan 8,8 persen pada bulan sebelumnya. Sementara, upah nominal rata-rata naik 15,3 persen secara tahunan menjadi 89.145 rubel per bulan.
Pertumbuhan upah di Rusia didorong oleh pembayaran yang diberikan kepada tentara kontrak yang bertempur di Ukraina, yang telah menjadi tolok ukur baru dalam perekonomian karena pekerja di sektor yang tumbuh cepat yang menghadapi kekurangan tenaga kerja akut menuntut gaji yang sama dari pengusaha.
Pada paruh pertama tahun ini, upah riil tumbuh sebesar 9,4 persen, sementara upah nominal meningkat sebesar 18,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023. Angka pengangguran tetap berada pada level terendah secara historis yaitu 1,9 juta orang pada bulan Juli, atau 2,4 persen dari angkatan kerja.