Goldman Sachs Prediksi Rupiah Tertekan dalam Jangka Pendek

Djairan
Kinerja rupiah terhadap dolar AS sejak awal tahun mengecewakan setelah minus 3,7 persen. (Foto: ilustrasi/Ant)

 JAKARTA, iNews.id - Kinerja rupiah terhadap dolar AS sejak awal tahun mengecewakan. Mata uang Garuda menjadi yang terburuk kedua di antara negara emerging market setelah Baht Thailand.

Dikutip dari Bloomberg, Selasa (13/4/2021), Goldman Sachs Group Inc menyatakan, imbal hasil (yield) obligasi AS dan menguatnya greenback akan menekan aset-aset dalam mata uang rupiah.

Sejak awal tahun, rupiah sudah melemah 3,7 persen dengan posisi saat ini Rp14.595 per dolar AS. Kenaikan yield obligasi AS memicu dana asing keluar dari aset-aset di emerging market, termasuk Indonesia.

"Salah satu pernyataan yang sering diajukan dalam beberapa minggu terakhir adalah apakah saat ini waktu yang tepat untuk membeli aset-aset di Indonesia. Jawabanya menurut pandangan kami, belum," kata Analis Goldman Sachs, Zach Pandl.

Menurut Zach, harga obligasi Indonesia saat ini belum murah. Sementara data ekonomi AS yang terus membaik akan terus mendongkrak imbal hasil obligasi AS, sehingga menekan aset-aset di emerging market lebih lanjut.

Editor : Rahmat Fiansyah
Artikel Terkait
Nasional
13 jam lalu

Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah, Nyaris Sentuh Rp16.700 per Dolar AS

Nasional
14 jam lalu

DPR soal Rencana Redenominasi Rp1.000 Jadi Rp1: Jaga Wibawa dan Kedaulatan Rupiah

Bisnis
2 hari lalu

Purbaya Mau Redenominasi Rupiah Rp1.000 Jadi Rp1, Airlangga Sebut Bisa Berdampak ke Inflasi

Nasional
4 hari lalu

Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1, Aturan Rampung 2027

Nasional
25 hari lalu

Hashim Ungkap Prabowo Sempat Ditawari Uang Sogok Rp16,5 Triliun: Ditolak Mentah-Mentah!

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal