Lebih lanjut dia mengatakan, sinergi pemerintah pusat dan darah dengan BI, serta lembaga sangat baik, sehingga ekonomi Indonesia bisa tumbuh sangat tinggi 5,44 persen pada kuartal II 2022.
"Tapi ini belum pulih karena rakyat baru mulai bisa makan enak setelah Ramadan kemarin, sebelumnya belum bisa makan enak karena ada pandemi Covid-19," ucap Perry.
Dia menuturkan PDB 5,44 persen tersebut patut disyukuri. Apalagi, raksasa ekonomi dunia seperti China tahun ini hanya tumbuh 3,3 persen. Negara-negara lain pun tumbuhnya lebih rendah.
"Yang menjadi masalah adalah inflasi. Inflasi kita sudah hampir mencapai 5 persen, masih lebih rendah dari negara lain, tapi kalau kita lihat, inflasi paling tinggi jika dipecah adalah dari inflasi pangan, 10,47 persen," tuturnya.
Dia menyebutkan, seharusnya angka inflasi pangan tidak boleh lebih dari 5 persen atau paling tinggi 6 persen.
"Ingat, inflasi pangan itu adalah masalah perut, masalah rakyat. Ini bukan masalah ekonomi saja, tapi masalah sosial dan masalah bagaimana nanti seterusnya jangan sampai ada masalah politik. Jadi mohon inflasi ini, layaknya kita menjaga kemerdekaan, jangan sampai daya beli masyarakat itu turun karena inflasinya, kita harus turunkan paling tidak jadi 5 persen," tutur Perry.