JAKARTA, iNews.id - Revolusi Industri 4.0 membuat negara-negara berlomba mengembangkan teknologinya untuk menggerakkan ekonomi digital. Hal ini tak hanya dibarengi dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melainkan juga kualitas pemimpin-pemimpinnya.
"Kita butuh pemimpin orang-orang seperti apa? Baik di desa, Kabupaten/Kota, Provinsi dan nasional. Di level manajerial BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan perusahaan-perusahaan swasta seperti apa pemimpin yang kita butuhkan?" ujarnya saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (27/11/2018).
Dia melanjutkan, pemimpin yang bertugas sebagai agen transformasi haruslah memiliki pemikiran yang terbuka. Pasalnya, jika pemikirannya masih kolot dan sulit menerima perkembangan zaman akan membuat Indonesia tertinggal.
Kemudian, Indonesia juga membutuhkan pemimpin yang siap menghadapi kejutan-kejutan, mengingat saat ini kondisi global tengah tidak menentu akibat adanya normalisasi kebijakan Amerika Serikat (AS) dan perang dagang.
"Karena perubahan dunia ini cepat sekali. Kita baru belajar internet of think, muncul artificial intelegence, robot, virtual reality, bitcoin, virtual currency. Kalau pemimpin terkaget-kaget, tidak cepat merespons, tidak cepat belajar mengenai perubahan-perubahan itu ya kita ditinggal," ucapnya.