Jadi Lambang Sumatra Selatan, Begini Kilas Balik Pembangunan Jembatan Ampera di Atas Sungai Musi

Rizqa Leony Putri
Jembatan Ampera merupakan salah satu jembatan ikonik yang terletak di kota Palembang, Sumatera Selatan. (Foto: PUPR)

Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga pun melakukan pemeriksaan usulan pelaksanaan pembangunan jembatan dan menetapkan bahwa jembatan akan dibangun sepanjang 344 meter dengan lebar 16 meter dan bagian tengah sepanjang 84 meter dapat dibuka secara mekanik setinggi 50 meter. Dalam kunjungannya, Presiden Soekarno kemudian memberi restu akan sebuah proyek raksasa, yaitu pembangunan jembatan di atas Sungai Musi. 

Proyek Jembatan Musi dikerjakan oleh pemborong Jepang Fuji Shario, Fuji Shario Manufactur Co. Ltd yang berkedudukan di Osaka, Jepang. Fuji Shario merupakan perusahaan yang telah banyak membuat jembatan-jembatan di berbagai negara Asia. Mereka mempunyai perwakilan di Indonesia yakni Moestika Ratoe Trading Co Ltd. Fuji Shario memenangkan tender pembangunan jembatan megah tersebut dengan model ‘naik turun’ agar lalu lintas kapal laut di bawah jembatan tersebut tidak terganggu. 

Masterplan jembatan tersebut sempat mereka presentasikan di Bangkok, Thailand. Pembangunan jembatan di atas sungai Musi ini dilakukan di daerah Boom Marie di 16 Ilir ke daerah Boom 7 Ulu mengakibatkan penyeberangan yang selama ini berpusat di sana dipindahkan ke Tangga Batu menuju 10 Ulu dan dari Tangga Buntung ke Kertapati. Prosesnya memakan waktu selama 41 bulan. Ketika selesai dibangun, panjang jembatan yang membelah Sungai Musi ini mencapai 1.177 meter dengan lebarnya 22 mete, serta tinggi di atas permukaan airnya 11,50 meter. 

Jembatan Ampera dalam konsepsi Presiden Soekarno merupakan bagian dari membangun identitas bangsa yang berkaitan dengan konsepnya dalam mewujudkan character and national building. Pembangunannya juga menjadi mega proyek pertama di luar Jawa pada masa demokrasi terpimpin. Jembatan Ampera sebagai politik identitas Presiden Sukarno juga mengandung dua hal. Secara ideologis, jembatan ini adalah ‘senjata’ untuk menaikkan kelas sosial masyarakat Palembang dan rakyat Indonesia umumnya, untuk machtsvorming, membuat kekuasaan, meraih dan sekaligus menjalankannya. 

Jembatan Ampera kemudian dilakukan pada tanggal 10 November 1965 bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan yang ke-20. Peresmian jembatan ini dilakukan dengan membawa semangat kepahlawanan bangsa dan diharapkan menjadi simbol pemersatu bangsa. Kehadiran Jembatan Ampera menjadi cambuk pemacu seluruh jiwa masyarakat Indonesia umumnya dan Palembang khususnya yang sebelum adanya jembatan terbagi dalam dikotomi seberang ilir dan seberang ulu. #CM

Editor : Rahmat Fiansyah
Artikel Terkait
Bisnis
1 tahun lalu

Basuki Bocorkan Sosok Penerusnya di PUPR, Siapa Dia?

Bisnis
1 tahun lalu

Profil Dirjen Cipta Karya Diana Kusumastuti yang Masuk Jajaran Kabinet Prabowo

Bisnis
1 tahun lalu

Jokowi Bangun Puluhan Bendungan selama 10 Tahun, untuk Air Irigasi hingga Pembangkit Listrik

Bisnis
1 tahun lalu

Proyek Pembangunan Gedung DPR di IKN Siap Dilelang Tahun Depan, di Mana Lokasinya?

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal