Dia menjelaskan, jumlah ekspor tersebut meningkat 54,46 persen secara tahunan (yoy), yaitu dari US$12,01 miliar di Juni 2020 menjadi 18,55 miliar dolar As di Juni 2021. Sedangkan impor naik 60,12 persen dari 10,76 miliar dolar AS di Juni 2020 menjadi 17,23 miliar dolar AS di Juni 2021.
Ekspor Indonesia ini, lanjutnya, memiliki performa yang lebih baik dibandingkan negara-negara Asia lainnya, seperti Korea Selatan (39,8 persen yoy), Taiwan (25,6 persen yoy), dan Vietnam (20,4 persen yoy).
Menurut Menko, ekspor nonmigas masih menjadi andalan dengan kontribusi mencapai 93,32 persen atau 17,31 miliar dolar AS dari total ekspor di Juni 2021. Ekpor nonmigas itu, terdiri atas ekspor industri (75,91 persen), tambang (15,70 persen), dan pertanian (1,75 persen). Sementara ekspor migas menyumbang 6,64 persen saja atau sebesar 1,23 miliar dolar AS.
Peningkatan ekspor juga dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas global. Beberapa komoditas global yang mengalami peningkatan harga antara lain batu bara (Australia) meningkat sebesar 148,94 persen (yoy) dan CPO meningkat sebesar 54,99 persen (yoy). Kenaikan harga di kedua komoditas ekspor utama Indonesia ini telah berkontribusi terhadap peningkatan kinerja ekspor di Juni 2021.
Dia menambahkan, capaian kinerja Neraca Perdagangan juga dipengaruhi oleh perkembangan aktivitas manufaktur negara mitra dagang utama, terutama Amerika Serikat dan Tiongkok.