JAKARTA, iNews.id - Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan terdapat sejumlah kandidat vaksin Covid-19 yang rencananya dipergunakan di Indonesia. Namun, vaksin-vaksin tersebut belum tentu aman untuk masyarakat.
Sejauh ini ada tiga varian vaksin Covid-19 yang akan dipergunakan di Indonesia, selain dari Sinovac. Ketiga vaksin tersebut antara lain Pfizer, AstraZeneca, dan Novavax. Pfizer dan AstraZeneca memiliki klaim efikasi atau keampuhan yang tinggi, yakni lebih dari 70 persen untuk Astrazeneca, dan 90 persen untuk Pfizer. Sementara itu Novavax, belum mengklaim efikasi.
Namun, meski klaim efikasi ketiga vaksin tergolong tinggi, belum tentu jenis vaksin Covid-19 tersebut aman dan ampuh untuk melawan virus corona yang berkembang di masyarakat Indonesia. Sebab, belum ada data uji klinis yang mengikutsertakan masyarakat Indonesia.
"Seharusnya vaksin tersebut diuji coba dulu di Indonesia, baru bisa dikatakan aman. Kalau hanya menggunakan referensi (data pasca vaksinasi) dari negara lain, saya no comment," kata Masdalina pada hari Rabu (30/12/2020) kemarin.
Perlu diketahui jika pengembang vaksin Covid-19 asal Inggris, AstraZeneca, telah mengumumkan berdasarkan data awal dari uji coba fase 3, bahwa kandidat vaksinnya memiliki tingkat efektivitas rata-rata sebesar 70 persen. Namun, sejumlah pakar mempertanyakan sejumlah aspek dari data yang telah dipublikasikan AstraZeneca, terutama berkaitan dengan perbedaan dosis dan jumlah relawan uji coba. Merunut kejadian ini, Masdalina juga menyinggung soal Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang mungkin terjadi di Indonesia setelah melakukan vaksinasi Covid-19.