BERLIN, iNews.id - Jerman mengumumkan paket anggaran senilai 65 miliar euro atau setara Rp959,35 triliun untuk mengantisipasi ancaman kenaikan biaya energi. Hal ini dilakukan di tengah upaya negara-negara Eropa menghadapi krisis energi setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Mengutip BBC, paket anggaran tersebut jauh lebih besar dari dua paket sebelumnya. Paket ini akan mencakup pembayaran satu kali untuk yang paling rentan dan keringanan pajak untuk bisnis padat energi.
Harga energi telah melonjak sejak invasi Februari, dan Eropa sedang mencoba untuk melepaskan diri dari energi Rusia.
Menurut situs Politico, para pejabat Uni Eropa telah memperingatkan kemungkinan akan ada titik kritis dalam beberapa bulan mendatang ketika negara-negara mulai merasakan krisis ekonomi yang akut, sementara masih diminta untuk membantu militer Ukraina dan upaya kemanusiaan.
Dua hari lalu, Rusia mengatakan akan menangguhkan ekspor gas ke Jerman melalui pipa Nord Stream 1 yang sudah beroperasi tanpa batas waktu.
Kebuntuan dengan Rusia telah memaksa negara-negara seperti Jerman untuk mencari persediaan di tempat lain, dan toko-tokonya telah meningkat dari kurang dari setengah penuh pada bulan Juni menjadi 84 persen penuh hari ini.
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan, Jerman akan melalui musim dingin di tengah krisis energi. Selain itu, pemerintah juga akan melakukan pembayaran satu kali kepada pensiunan, orang-orang yang menerima tunjangan, dan siswa. Negara juga memberikan batasan pada tagihan energi.
Terdapat sekitar 9.000 bisnis padat energi akan menerima keringanan pajak sebesar 1,7 miliar euro. "Pajak atas keuntungan perusahaan energi juga akan digunakan untuk mengurangi tagihan," ujar Scholz dikutip, Rabu (7/9/2022).