JAKARTA, iNews.id - Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak awal Maret 2020 di Indonesia telah berdampak pada perubahan tatanan kehidupan sosial. Dampak tersebut berlanjut dengan menurunnya kinerja ekonomi di hampir semua sektor yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Turunnya kinerja tersebut terjadi sejak memasuki 2020, yang tercermin dari laju pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 yang hanya mencapai 2,97 persen. Angka itu kembali menurun signifikan pada kuartal II yang minus 5,32 persen, hingga berujung resesi di kuartal III minus 3,49 persen.
Pemberlakuan physical dan social distancing hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah berimbas pada operasional berbagai sektor usaha. Hal itu akibat kebijakan perusahaan terkait pandemi Covid-19.
Ada yang berhenti beroperasi, beroperasi namun bekerja dari rumah (work from home/WFH). Juga ada yang beroperasi seperti biasa, bahkan melebihi kapasitas sebelum Covid-19.
Tak ingin berlama-lama dalam meraba dampak pandemi Covid-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya, pemerintah memilah sektor mana saja yang terdampak. Sebulan sejak Covid-19 masuk ke Indonesia, tepatnya pada April lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut sektor riil dalam negeri paling terpukul pandemi corona.
Bahkan, hal itu berpotensi menyebabkan terjadinya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Saat itulah pertama kalinya Jokowi menekankan pentingnya pemberian stimulus ekonomi untuk sektor riil.