JAKARTA, iNews.id - Kredibilitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dinilai terus membaik. Realisasi APBN pada tahun lalu menunjukan asumsi makro yang mencakup angka pertumbuhan ekonomi, inflasi, harga minyak, nilai tukar rupiah, suku bunga surat perbendaharaan negara (SPN) 3 bulan, lifting minyak dan gas, mendekati target.
Realisasi penerimaan negara juga lebih baik dibandingkan realisasi dua tahun sebelumnya. Penerimaan pajak menembus angka 90 persen padahal dua tahun sebelumnya yang berada di kisaran 80 persen dan 82 persen. Kenaikan penerimaan juga ikut mendorong serapan belanja negara yang terealisasi 94 persen.
Dengan APBN yang semakin kredibel, dua lembaga pemeringkat global yaitu Standard & Poors (S&P) dan Fitch mengerek rating surat utang atau obligasi Indonesia sepanjang 2017. Pada Oktober lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengaku dihubungi pihak S&P bahwa rating utang Indonesia yang kini sudah berada di level investment grade akan kembali dinaikkan dari BBB- menjadi BBB pada tahun 2018.
Ekonom Institute for Development of Economics & Finance (INDEF), Bhima Yudistira Adhinegara menyebut meski menurutnya sulit, kenaikan rating surat utang Indonesia masih berpeluang naik.
“Sepertinya kemungkinan kenaikan peringkat lagi masih perlu waktu dan sepertinya tahun ini belum, terutama untuk standar peringkat dari S&P, kecuali target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen tercapai,” ujarnya.