Mendag Sebut Jepang Lobi Indonesia Dukung Keterbukaan Big Data dalam Forum G-20

Isna Rifka Sri Rahayu
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita. (Foto: Ant)

"Jadi dari terminologi saja sudah ada perbedaan di berbagai negara. Tetapi kami sudah dengan Menkominfo, Indonesia bisa menerima dengan beberapa catatan," kata dia.

Dari sisi Indonesia, pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat itu mengakui pemerintah membutuhkan data digital karena keterbatasan untuk memperolehnya. Big data saat ini menjadi sumber daya paling berharga di dunia dengan akses terbatas.

PM Abe menyampaikan kampanye "free flow with trust" dalam WEF di Davos, Swiss pada Januari 2019. Big data saat ini disebut-sebut menggantikan peran minyak mentah sebagai sumber daya paling bernilai.

Namun, negara adidaya seperti AS dan China, termasuk perusahaan-perusahaan raksasa teknologi menyimpannya rapat-rapat demi kepentingan negara masing-masing. Padahal, setiap negara membutuhkan data untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat, mulai dari aspek kesehatan hingga lalu lintas.

Editor : Rahmat Fiansyah
Artikel Terkait
Nasional
1 bulan lalu

Kemendag Musnahkan 16.591 Balpres Pakaian Bekas Impor Ilegal, Tindak Tegas Pelanggaran

Nasional
2 bulan lalu

4 Bos Perusahaan Dituntut 4 Tahun Penjara di Kasus Korupsi Impor Gula

Nasional
3 bulan lalu

Kemendag Panggil Pengelola Gold's Gym Buntut Tutup Gerai, Singgung Ganti Rugi Member

Nasional
4 bulan lalu

Arab Saudi Borong Produk Makanan Indonesia Hampir Rp1 Triliun, Biskuit hingga Kopi

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal