JAKARTA, iNews.id - Defisit neraca perdagangan periode September 2019 sebesar Rp160 juta dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini disebabkan nilai impor yang lebih besar dari ekspor.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, defisit terjadi karena industrialisasi di Indonesia masih lesu. Hal ini membuat kebutuhan akan bahan baku atau penolong menjadi berkurang.
"Karena industrialisasi ini sudah kami bicarakan lama tapi kenyataannya belum juga jalan. Pengembangan industri hulu kita masih banyak yang belum jalan," ujarnya di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Menurut dia, selama ini bahan baku dan penolong Indonesia masih mengandalkan impor sehingga membuat nilai impor periode ini turun. Kemudian, karena lesunya aktivitas industri membuat produksi melambat sehingga produk untuk diekspor pun menurun.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor September 2019 turun 2,41 persen secara. Sementara, nilai ekspor turun 5,74 persen secara tahunan.