Menurut dia, defisit perdagangan pasti terjadi mengingat seluruh negara pasti terdampak pada keadaan ekonomi global yang masih diselimuti ketidakpastian. Apalagi Indonesia yang selama ini produksinya masih tergantung pada impor.
"Untuk ekspor lebih besar perlu tetap impor. Kita tidak usah bicara angka defisit karena itu selalu akan ada," kata dia.
Oleh karenanya, untuk terbebas dari defisit perdagangan ini pemerintah perlu menggenjot sektor industri terutama di bagian hulu. Pasalnya, pertama-tama Indonesia harus membebaskan diri dari ketergantungan pada barang impor untuk bahan baku produksinya.
"Solusinya adalah kita mesti industrialisasi, bagaimana kita kembangkan industri hulu kita supaya kita tidak terlalu tergantung kepada impor juga. Kalau ekspor, kita harus diversifikasi pasar karena ini kita masih tergantung dengan pasar utama kita," ucapnya.
Dia melanjutkan, Indonesia memiliki banyak negara untuk dijadikan tujuan pasar ekspor. Untuk bisa mencapainya, tergantung pada regulasi pemerintah. Oleh karenanya, dia minta pemerintah agar mempermudah eksportir maupun importir untuk membidik tujuan pasar mereka.
"Harapan kami, memang keadaan masih sulit. Kita harus siap-siap, walaupun orang mengatakan Indonesia masih sehat saya rasa kita harus bersiap juga jangan sampai kita masuk dalam resesi. Kita harus mengantisipasi," tutur dia.