JAKARTA, iNews.id - Neraca perdagangan Juni 2020 diperkirakan mencatatkan surplus sebesar 1,42 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan surplus bulan sebelumnya sebesar 2,09 miliar dolar AS.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, mengecilnya surplus ini karena proyeksi impor yang mulai mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya. Meski begitu, secara tahunan, impor diperkirakan masih mengalami pertumbuhan negatif 18,47 persen (year on year /yoy).
"Peningkatan impor pada bulan Juni didorong oleh mulai beroperasinya kembali industri pengolahan Indonesia, terlihat dari kenaikan yang cukup signifikan dari PMI Manufacturing Indonesia menjadi 39,1 dari sebelumnya sebesar 28,6," kata Josua di Jakarta, Rabu (15/7/2020).
Dia melanjutkan, kenaikan impor bulanan ini juga akan didorong oleh kenaikan harga minyak dunia sebesar 10,65 persen. Di sisi lain, secara bulanan, ekspor Indonesia juga masih akan mengalami peningkatan meskipun diperkirakan tidak sebesar kenaikan impor.
"Secara tahunan, kami perkirakan pertumbuhan ekspor minus 8,02 persen yoy. Kenaikan ekspor pada bulan ini didorong oleh semakin meningkatnya aktivitas manufaktur di negara partner dagang Indonesia, seperti Tiongkok, India, dan Jepang," katanya.