Seperti pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bataan 621 megawatt yang sudah selesai pada 1984, namun akhirnya dinonaktifkan setelah bencana Chernobyl di Uni Soviet yang meruntuhkan kediktatoran Ferdinand Marcos, yang memerintahkan pembangunan proyek tersebut.
Dalam rencana terbaru ini, Komite Senat Filipina akan menilai kelayakan penambahan nuklir ke bauran daya Filipina, dengan mempertimbangkan implikasi ekonomi, keamanan dan lingkungan. Jika terus berjalan, proyek itu bisa membangun fasilitas baru atau merehabilitasi pabrik Bataan.
Meskipun sebenarnya negara tersebut tidak memiliki kebijakan nuklir, Filipina telah melakukan pembicaraan dengan perusahaan atom Rusia Rosatom tentang studi kelayakan untuk menempatkan pembangkit nuklir kecil di daerah-daerah yang jauh.