MANILA, iNews.id - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengambil langkah besar dengan membentuk panel khusus antarlembaga dalam perencanaan penerapan kebijakan energi nuklir nasional. Keputusan tersebut akan mengkaji pemanfaatan tenaga nuklir untuk mengisi pasokan listrik Filipina.
Hal itu didasari proposal yang diajukan Menteri Energi Filipina Alfonso Cusi, yang menganjurkan penggunaan tenaga nuklir untuk menangani permintaan listrik yang melonjak selama bertahun-tahun. Meski diakui ada kekhawatiran publik akan keselamatan terhadap keberadaan reaktor nuklir di negara yang sering dilanda bencana alam itu.
“Kita menyambut baik langkah Presiden Duterte sebagai langkah besar menuju realisasi program energi nuklir Filipina, ini akan membantu melindungi konsumen kami dari volatilitas harga kebutuhan energi yang selama ini terjadi," ujar Cusi dikutip dari Reuters Kamis (30/7/2020).
Meskipun Duterte belum menyatakan dukungan penuh untuk proposal Cusi, namun keputusannya membentuk komite khusus tersebut mengindikasikan niatnya untuk menghidupkan kembali ambisi energi nuklir negara itu.
Tenaga nuklir dipandang sebagai jawaban potensial untuk permasalahan pasokan listrik tidak tetap dan solusi atas biaya tarif listrik di Filipina yang sampai saat ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Filipina telah menghabiskan 2,3 miliar dolar AS (Rp33,7 triliun) untuk membangun satu-satunya fasilitas tenaga nuklir Asia Tenggara, tetapi tidak pernah menggunakannya.