JAKARTA, iNews.id - Realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) meningkat pesat sejak awal tahun hingga akhir bulan ini. Peningkatan penyaluran KUR ini karena mulai pulihnya perekonomian Indonesia.
Tercatat sejak awal tahun hingga 25 Juli 2021, penyaluran KUR naik menjadi sebesar Rp143,14 triliun, yang disalurkan kepada 3,87 juta debitur. Realisasi KUR mencapai 56,58 persen dari target 2021 sebesar Rp253 triliun. Dengan begitu, total outstanding KUR sejak Agustus 2015 mencapai Rp283 triliun dengan angka NPL yang relatif rendah sebesar 0,88 persen.
Penyaluran KUR selama 2021 berdasarkan jenis, yaitu KUR Super Mikro sebesar 4,51 persen, KUR Mikro sebesar 60,92 persen, KUR Kecil sebesar 34,55 persen, dan KUR penempatan TKI sebesar 0,02 persen. Penyaluran KUR pada 2021 telah mendekati pola normal sebelum pra-Covid dengan rata-rata penyaluran sebesar Rp21,84 triliun per bulan.
“Peningkatan demand KUR yang signifikan disebabkan, antara lain karena mulai pulihnya perekonomian dan juga karena suku bunga KUR yang rendah, yaitu hanya 3 persen. Pemerintah juga memberikan tambahan subsidi bunga KUR sebesar 3 persen,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Senin (26/7/2021).
Penyaluran KUR terbanyak berada di Pulau Jawa sebesar Rp78,66 triliun, di mana penyaluran KUR tertinggi berada di Provinsi Jawa Tengah dengan total penyaluran sebesar Rp25,5 triliun.
Kebijakan prioritas KUR untuk 2021 adalah untuk pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan optimalisasi pelaksanaan KUR Super Mikro, pelaksanaan KUR untuk mendukung korporatisasi petani dan nelayan, KUR yang disalurkan kepada kelompok atau klaster dengan skema KUR khusus serta integrasi pembiayaan UMKM lainnya. Dukungan akses pembiayaan UMKM lainnya adalah Ultra Mikro (UMi) dan LPDB (Dana Bergulir) yang jika sudah naik kelas akan diarahkan ke KUR.