Menurut dia, sebelum menentukan direksi Kementerian BUMN juga mengecek proyeksi perusahaan. Jika ada yang telah bertahan lama, namun tidak menunjukkan kemajuan, bukan tidak mungkin figur tersebut dianggap kurang cocok sehingga harus diganti.
Mantan bos Inter Milan ini menjelaskan, masuknya figur baru dari kalangan muda dan berkompeten sesungguhnya tidak hanya di Telkom yang kemudian menjadi sorotan. Ada pula di Angkasa Pura.
Dalam paparanya, Erick juga menunjukkan sejumlah roadmap perusahaan pelat merah agar bisnis mereka menjadi lebih fokus. Di klaster farmasi dan kesehatan, misalnya, Kementerian BUMN menjadikan Kimia Farma sebagai perusahaan yang menangani sektor ritel.