JAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia (BI) menyebut, penguatan rupiah dalam dua hari terakhir bukan disebabkan intervensi, melainkan mekanisme pasar yang bekerja secara murni.
"Pergerakan pasar sangat bagus supply dan demand bergerak. Jadi penguatan rupiah ini adalah memang murni mekanisme pasar supply demand," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di kantornya, Jakarta, Jumat (2/11/2018).
Dia menyebut, penguatan tersebut berkat perbankan dan korporasi yang aktif bertransaksi di pasar valuta asing (valas). Oleh karenanya, saat ini nilai tukar rupiah dapat bergerak stabil dan bahkan bisa terus menguat.
"Saya sampaikan terima kasih kepada kalangan perbankan, pelaku pasar keuangan, dan juga pelaku korporasi yang memang secara aktif bertransaksi di pasar valas," kata dia.
Selain intervensi, Perry menyebut BI berperan untuk mendorong transaksi valas untuk pelaku pasar. Baru-baru ini, bank sentral memperluas ruang transaksi valas tidak hanya spot, swap, dan tunai, tapi juga Domestic Non Deliverable Forward (DNDF). Sejauh ini, sudah ada 30 bank yang menerapkan DNDF.
"Bagi korporasi sekarang transaksinya tidak hanya spot, tunai, swap tapi bisa juga melakukan DNDF, termasuk para eksportir juga termasuk bisa menjual secara forward menambah supply di DNDF," tuturnya.