"Kami melihat dulu karena pertama poin pentingnya adalah halal, bebas penyakit mulut dan kuku dan harga. Mereka katakan harganya tiga dolar AS per kilogram paling tinggi," kata Amran.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan I Ketut Diarmita menjelaskan bahwa pemerintah akan terlebih dahulu melakukan peninjauan lapangan dan surat keterangan yang menjamin kehalalan daging sapi tersebut.
"Sebelum impor, kami harus mendapatkan gambaran mereka. Kami cek langsung ke masing-masing peternakan, apakah cukup memenuhi persyaratan halal, pengendalian penyakit," kata Ketut.
Adapun langkah Indonesia untuk membuka pasar baru daging impor dari Argentina adalah untuk menekan harga dan tidak terjadi monopoli karena dipenuhi hanya dari satu pasar, yakni Australia.
Indonesia saat ini baru bisa memenuhi 67 persen kebutuhan daging dari sapi lokal, sedangkan sisanya masih impor.