JAKARTA, iNews.id – Defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) Indonesia tahun ini bakal meningkat menjadi 25 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp17,5 miliar dolar AS. Sentimen global dan ketidakseimbangan ekonomi dalam negeri mendorong peningkatan CAD ini.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara memastikan, defisit transaksi berjalan yang melebar tidak hanya dialami Indonesia. Beberapa negara Asia lainnya juga mengalami hal serupa.
"CAD itu kalau kita lihat dari trade balance ditambah dengan neraca income (untuk bayar bunga dan dividen) kalau kita bandingkan Indonesia dengan Thailand. Di Thailand dan Indonesia juga defisit," ujarnya dalam media briefing di Gedung BI, Jakarta, Jumat (27/7/2018).
Meski Thailand dan Indonesia sama-sama mengalami defisit, tetapi nilai ekspor dari kedua negara berbeda. Jika dilihat dari neraca perdagangan, Thailand justru mengalami surplus. Sebab, angka ekspor jauh lebih tinggi dibandingkan impornya.
Sementara, Indonesia saat ini angka impornya jauh lebih tinggi dibandingkan ekspornya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan RI mengalami surplus pada Juni 2018 sebesar 1,74 miliar dolar AS dengan rincian ekspor bulan Juni tercatat sebesar 13 miliar dolar AS.