Dia menyebut, saat ini ada kesenjangan kapasitas dalam persiapan menghadapi pandemi di tingkat nasional maupun global. Di level nasional, kesenjangan terletak pada kapasitas sistem surveillance pandemi yang belum kuat, sistem kesehatan yang terbatas, koordinasi antarlembaga yang belum efektif, dan komunikasi publik yang belum optimal.
"Sedangkan pada level global, kesenjangan kapasitas mencakup pada kemampuan untuk melakukan proses surveillance and prevention yang terbatas, kapasitas sistem kesehatan dan supply chain yang masih lemah, koordinasi global leadership yang belum optimal dan koordinasi research and development yang belum kuat," ujarnya.
Di samping kesehatan, kata Sri Mulyani, Indonesia juga berupaya memulihkan ekonomi dengan memberikan dukungan terhadap masyarakat yang terdampak, termasuk UMKM dan dunia usaha.
"Langkah-langkah penanganan tersebut tentu membutuhkan alokasi anggaran yang besar, yang menuntut dilakukannya penajaman prioritas anggaran serta tetap menjaga keberlangsungan fiskal,” kata dia.