JAKARTA, iNews.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan penyebab Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengalami kondisi keuangan yang kritis. Menurutnya, ada dua penyebab utama beberapa BUMN memiliki kinerja yang tidak sehat atau sakit.
Pertama, tata kelola manajemen yang kurang baik. Kemudian kedua, karena bisnis yang dijalankan beberapa perusahaan pelat merah itu sudah tidak lagi strategis, namun manajemen terlambat melakukan transformasi bisnis tersebut.
"Mungkin karena manajemen yang tidak bagus atau sektornya tidak lagi strategis dalam hal ini tidak harus dimiliki pemerintah atau bahkan bisa ditutup dan dilikuidasi," ucap Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI tentang pemberian Penyertaan Modal Negara (PMN)di Gedung Parlemen, Jakarta beberapa waktu lalu.
Eks Direktur Keuangan Bank Dunia itu menjelaskan pemerintah saat ini telah melakukan pemetaan atau klasterisasi BUMN sesuai kondisi kesehatan keuangan. Dari hasil klasterisasi itu, ada sejumlah BUMN yang bisa ditutup.
Dikatakan Sri Mulyani, dalam mengklasterisasi BUMN itu, dirinya membagi BUMN menjadi empat kategori. Pertama adalah BUMN yang memiliki strategic value dan welfare creator.
Jenis BUMN seperti ini bisa dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah dan dapat dilakukan privatisasi, holdingisasi, hingga penggabungan atau peleburan.
Kategori kedua adalah BUMN yang hanya memiliki strategic value.
klik halaman selanjutnya untuk membaca>>>