"Kami pagi ini baru mendapat omzet penjualan sebanyak empat karung dengan ukuran 25 kilogram/karung, padahal normalnya bisa mencapai 15 karung," katanya.
Begitu juga Ahmad (50) seorang pedagang beras di Pasar Cipanas, Kabupaten Lebak, mengaku sejak dua bulan terakhir omzet penjualan menurun drastis hingga 70 persen dari hari-hari biasa.
Ia mengatakan saat ini daerahnya itu memasuki musim panen raya sehingga masyarakat memiliki stok pangan. Selain itu juga sebagian besar warga tidak membeli beras juga adanya penyaluran beras miskin yang digulirkan pemerintah.
Saat ini, harga beras berbagai jenis medium dan premium mengalami penurunan akibat melimpahnya beras lokal itu. Bahkan, harga beras sekarang sangat murah dan terjangkau masyarakat kalangan penghasilan rendah dengan termurah seharga Rp8.500-Rp9.500 per kilogram atau jika dijual liter antara Rp7.000 sampai Rp8.000 per liter.
"Semua beras yang dijual itu didatangkan dari petani lokal karena stok beras melimpah," katanya.
Kepala Bidang Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Dedi Setiawan mengatakan selama ini beras lokal membanjiri sejumlah pasar tradisional di daerah ini. Mereka petani bisa mencukupi untuk kebutuhan pasar tradisional, karena panen Januari-Agustus 2019 melimpah.
Berdasarkan laporan sejumlah kelompok tani, bahwa produktivitas rata-rata 6-7 ton Gabah Kering Pungut (GKP)/hektare. "Kami menjamin harga beras hingga Desember 2019 relatif stabil dan tidak terjadi kenaikkan," katanya.