JAKARTA, iNews.id – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan, pada tahun ini produksi konsentrat PT Freeport Indonesia (PTFI) akan mengalami penurunan. Pasalnya, ada peralihan dari tambang terbuka Grasberg yang akan habis ke tambang bawah tanah.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Direktor Jenderal Mineral dan Batubara Yunus Saefulhak mengatakan, pada 2018 produksi bijih sebanyak 270.000 ton per hari menghasilkan 2 juta ton konsentrat per tahun. Namun, 2019 berkurang menjadi menghasilkan 1,2 juta ton konsentrat per tahun.
"2019 itu turun produksi konsentratnya kan. Tadi kan perubahan dari tambang terbuka (open pit) kepada tambang di bawah tanah. Ada proses, ada infrastruktur, ada macam-macam lah bikin menjadi turun 1,2-an juta ton konsentrat," ujarnya di kantornya, Jakarta, Rabu (9/1/2019).
Pada 2018, dengan jumlah produksi konsentrat sebanyak 2 juta ton, sebanyak 1,2 juta ton untuk diekspor sedangkan 800.000 ton untuk diolah di PT Smelting Gresik di Jawa Timur. Dengan demikian, produksi lebih banyak untuk dijual ke luar negeri.
Sementara, pada 2019, dari produksi 1,2 juta ton sebanyak 1 juta ton diolah di PT Smelting Gresik sedangkan 200.000 ton untuk diekspor. Artinya, produksi lebih banyak untuk diberikan nilai tambah agar harga jualnya lebih tinggi.