Per September 2018, pengeluaran 40 persen terbawah dan 40 persen menengah naik masing-masing 3,55 persen dan 3,4 persen. Sementara 20 persen teratas naik 1,28 persen.
Suhariyanto mengatakan, kenaikan pengeluaran yang lebih cepat pada kelompok terbawah dan menengah disebabkan upaya pemerintah dalam mengendalikan inflasi.
Sepanjang Maret-September 2018, inflasi hanya 0,94 persen. Hal ini terlihat dari turunnya harga beberapa komoditas pokok seperti beras (3,28 persen), daging sapi (0,74 persen), minyak goreng (0,92 persen), dan gula pasir (1,48 persen).
Dari sisi daerah, ketimpangan perkotaan tetap lebih tinggi dibandingkan perdesaan. Di kota, rasio gini mencapai 0,391 sementara di desa tercatat 0,319. Meski begitu, tren ketimpangan di kota menunjukkan penurunan sementara di desa cenderung fluktuatif.
Dari sisi provinsi, ada sembilan provinsi yang ketimpangannya di atas nasional. Yang tertinggi masih dipegang oleh DI Yogyakarta 0,422, diikuti oleh Gorontalo 0,417, Jawa Barat 0,405, Papua 0,398, dan Sulawesi Tenggara 0,392.