Grafik Bank Dunia mencatat, minyak kedelai dan minyak sawit melonjak harganya masing-masing 33,2 persen dan 32,1 persen. Kenaikan harga terbesar terjadi pada potassium chloride yang mencapai lebih dari 100 persen, sedangkan batu bara melesat 74,7 persen, dan nikel meroket 51,7 persen.
Sementara itu, dampak perang Rusia-Ukraina paling terasa bagi Indonesia adalah melemahnya nilai rupiah. Dikutip dari Sindonews, perekonomian Indonesia terancam stagflasi atau melambat. Karena itu, pemerintah Indonesia diimbau untuk waspada merespons berbagai fenomena global yang berlangsung.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani melihat pertumbuhan ekonomi global pada 2022-2023 bakal melemah. Dia mengatakan, pelemahan yang terjadi akibat situasi geopolitik dan tidak pastinya pasar keuangan global.
Bahkan, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi ekonomi global pada tahun lalu dari 3,6 persen menjadi 3,2 persen. Sementara pada tahun ini dipangkas menjadi 2,9 persen, lalu dikoreksi lagi menjadi 2,7 persen. Sedangkan inflasi di negara-negara berkembang diprediksi bengkak ke 9,5 persen.
Adapun, ada 5 tren yang harus diperhatikan pada 2023. Mengutip IDXChannel, kelima tren tersebut adalah perlambatan pertumbuhan dan resesi, inflasi dan suku bunga, percepatan globalisasi, kebangkrutan, dan pembukaan kembali China. Dari kelima tren itu, hal yang cukup krusial, yaitu soal kembali dibukanya China setelah negara tersebut menutup perbatasannya.